Judul: Belantik
Penulis: Ahmad Tohari
Tahun: 2001
ISBN: 9796556073
Halaman: 142
Suatu hari Handarbeni merasa sangat gelisah. Handarbeni adalah salah satu pejabat Negara. Dia memiliki musuh yang bernama Bambung, yaitu seorang pejabat yang terkenal sebagai pelobi yang cerdik. Dia gelisah karena istri simpanannya yang bernama Lasi akan dipinjam oleh Bambung. Lasi adalah seorang wanita dusun yang pergi Jakarta untuk bekerja menjadi wanita penghibur. Karena parasnya yang cantik, sehingga dia menjadi rebutan para pejabat Negara.
Karena selalu gelisah, Handarbeni meminta pendapat Bu Lanting tentang hal yang sedang dirasakannya. Bu Lanting adalah seorang mucikari tingkat tinggi. Sebelum mengutarakan pendapatnya, Bu Lanting malah tertawa dan menjelaskan bahwa hal ini adalah kesalahan Handarbeni sendiri karena dia membebaskan Lasi untuk mencari lelaki lain asalkan dia tetap menjadi istri Handarbeni.
Pada suatu hari Lasi diajak Bu Lanting pergi ke Singapura, dengan alasan dia ingin bertemu dengan pacarnya. Di Singapura Lasi diajak untuk berbelanja sepuasnya. Di sana dia menginginkan sebuah kalung liontin seharga Satu Setengah Dolar Amerika, itu setara dengan sekian Milyar Rupiah. Lelaki yang dimaksud Bu Lanting sebagai pacarnya adalah Pak Bambung. Hal ini sebenarnya hanya siasat Bu Lanting untuk mendekatkan Lasi dengan Pak Bambung.
Suatu malam Lasi diajak menemani Pak Bambung pada acara pertemuan dengan para pejabat-pejabat tinggi dan dihadiri oleh Duta Besar. Pada acara itu, Lasi dirias layaknya seorang ratu, dan ia pun diberi hadiah berupa kalung liontin yang diinginkannya waktu belanja bersama Bu Lanting. Setelah acara pertemuan itu selesai, Pak Bambung meminta Lasi untuk menemaninya malam itu. Tetapi Lasi tidak mau melakukan hubungan badan dengan Pak Bambung, dengan alasan dia masih menjadi istri Handarbeni.
Keesokan harinya setelah sampai di Jakarta, dia menemukan bahwa rumahnya sedang sepi. Keesokan harinya dia tiba-tiba mendapat telepon dari Bu Lanting, ia menyatakan bahwa Handarbeni akan menceraikan Lasi. Lalu Lasi menelpon Handarbeni, dan ternyata benar Handarbeni menyatakan bahwa dia akan menceraikan Lasi. Setelah mendengar itu, hati Lasi menjadi sedih, dan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya di Karangsoga.
Di Karangsoga, dia menceritakan semua kejadian dan masalah yang dialaminya kepada Eyang Mus, sesepuh kampung itu. Di sana selain bertemu dengan orang tuanya dia juga bertemu dengan Kanjat, temannya semasa kecil yang sekarang sudah bekerja sebagai Dosen. Waktu malamnya, dia berbincang-bicang dengan Kanjat. Dan dia meminta Kanjat untuk mengantarkannya ke rumah pamannya di Sulawesi. Sebelum pergi, Kanjat meminta pendapat Eyang Mus. Dan Eyang Mus pun menyuruh keduanya untuk menikah, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan pada waktu di perjalanan. Karena Lasi dan Kanjat saling mencintai, akhirnya keduanya pun menikah.
Tak lama setelah mereka menikah, ada dua orang suruhan Pak Bambung memaksa Lasi untuk kembali ke Jakarta. Di Jakarta Lasi tinggal di rumah Pak Bambung. Suatu hari Bu Lanting menemui Lasi, dan Lasi berkata bahwa dia sekarang sedang mengandung anak hasil perkawinannya dengan Kanjat. Hal ini membuat Pak Bambung marah karena dia tidak suka pada wanita yang sedang hamil. Dan ini membuat hati Lasi tenang.
Waktu di Jakarta Lasi selalu menyempatkan dirinya untuk menelepon Kanjat dan memberitahukan bahwa dia sedang mengandung anak mereka. Dan Lasi juga menceritakan tentang surat-surat penting milik Pak Bambung yang diberitahukan Bu lanting kepada Lasi. Suatu hari tidak sengaja Kanjat mendengarkan radio, dan di radio itu ada berita tentang pelobi tingkat tinggi yang telah berhasil ditangkap oleh polisi dan sudah ditahan oleh Kejaksaan Agung, dengan dugaan adanya tindak korupsi. Orang yang ditangkap itu tak lain adalah Pak Bambung.
Berita tersebut membuat Kanjat kaget karena Lasi pasti ikut diperiksa dalam kasus ini, sebab Lasi menjadi wanita simpanan Bambung. Dan kanjat memutuskan untuk pergi ke Jakarta ditemani oleh Pardi, sopir truk gula yang biasa mengantar barang ke Jakarta. Di sana dia menuju ke kantor polisi untuk bertemu dengan Lasi. Dia ingin supaya Lasi cepat bebas, tetapi Lasi tidak langsung bebas dan dia tetap ditahan untuk selalu memberikan keterangan kepada polisi tentang Bambung. Dan Kanjat pun meminta tolong kepada temannya, seorang pengacara yang bernama Blakasuta. Blakasuta mau menolong Kanjat, dan akhirnya Lasi pun dapat bebas dari tahanan. Lasi dan Kanjat pun akhirnya pulang kembali ke Karangsoga.
Temukan artikel-artikel menarik tentang ke-Indonesia-an dan lokalitas hanya di www.ahmadtohari.com.
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan menjatuhkan jempol manismu disini.
0 comments:
Post a Comment